HAL HAL YANG MMBATALKAN SHOLAT DALAM MADZHAB SYAFI'I (mohon dikoreksi)
Oleh : Ahmad Muflih, S.Pd.I
HAL HAL YANG MMBATALKAN SHOLAT
Yang membatalkan sholat sangat banyak, diantaranya di ketahui secara umum melalui syarat sah sholat sebagaimana yang telah kita ketahui dari syarat dan rukun sholat, adapun pada tulisan ini insyallah akan menyebutkan lima belas (15) hal hal yang membatalkan sholat.
1. Berkata kata (dengan huruf dan suara) dengan sengaja,
yaitu perkataan yang memberi kefahaman atau pun tidak memberi faham sekalipun satu huruf, misal mengtakan huruf (qaf) (ain)dan ( lam) karena dalam bahasa Arab huruf qaf singkatan dari wiqayah, ain singkatan dari ri’ayah dan lam singkatan dari wilayah atau hurf tha’ singkataan dari wat’ie.
Berkata kata dengan huruf dan suara dapat di bagi menjadi kepada bagian
1. Batuk, menguap, sendawa (cekluan) (tidak membatalkan sholat jika ada udzur atau tidak ada unsur main main)
2. Bersin (tidak membatalkan sholat jika ada udzur atau tidak ada unsur main main)
3. Berdehem (tidak membatalkan sholat jika ada udzur atau tidak ada unsur main main dan di perbolehkan berdehem pada tempat yang diwajibkan rukun qauli yang lima, takbiratul ikhram, al fatihaah, tahyat terakhir, sholawat pada tahyat akhir dan salam yang pertama)
referensi
الكتاب : المجموع شرح المهذب ج 4 - الصفحة 79-80المؤلف : أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي (المتوفى : 676هـ)وأما
التنحنح فحاصل المنقول فيه ثلاثة أوجه الصحيح الذى قطع به المصنف
والاكثرون ان بان منه حرفان بطلت صلاته والا فلا والثانى لا تبطل وان بان
حرفان قال الرافعي وحكى هذا عن نص الشافعي والثالث ان كان فمه مطبقا لم
تبطل مطلقا والا فان بان حرفان بطلت والا فلا وبهذا قطع المتولي وحيث
ابطلنا بالتنحنح فهو ان كان مختارا بلا حاجة فان كان مغلوبا لم تبطل
قطعاولو تعذرت قراءة الفاتحة الا بالتنحنح فيتنحنح ولا يضره لانه معذور وان
أمكنته القراءة وتعذر الجهر الا بالتنحنح فليس بعذر علي أصح الوجهين لانه
ليس بواجب ولو تنحنح امامه وظهر منه حرفان فوجهان حكاهما القاضى حسين
والمتولي والبغوي وغيرهم أحدهما يلزمه مفارقته لانه فعل ما يبطل الصلاة
ظاهرا واصحهما ان له الدوام على متابعته لان الاصل بقاء صلاته والظاهر أنه
معذور والله اعلم
4. Mendengus dengan hidung (membatalkan sholat)
5. Mengembus dengan mulut (membatalkan sholat)
6. Tertawa (membatalkan sholat jikaterbahak bahak, boleh hanya sekedar tersenyum)
Menangis
(وَأَمَّا عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ ، فَإِنَّ الْبُكَاءَ فِي الصَّلاَةِ عَلَى الْوَجْهِ الأَْصَحِّ إِنْ ظَهَرَ بِهِ حَرْفَانِ فَإِنَّهُ يُبْطِل الصَّلاَةَ ؛ لِوُجُودِ مَا يُنَافِيهَا ، حَتَّى وَإِنْ كَانَ الْبُكَاءُ مِنْ خَوْفِ الآْخِرَةِ . وَعَلَى مُقَابِل الأَْصَحِّ :
لاَ يُبْطِل لأَِنَّهُ لاَ يُسَمَّى كَلاَمًا فِي اللُّغَةِ ، وَلاَ يُفْهَمُ مِنْهُ شَيْءٌ ، فَكَانَ أَشْبَهَ بِالصَّوْتِ الْمُجَرَّدِ
Tangisan dalam sholat menurut pendapat yang shahih bila sampai keluar dua huruf dalam tangisannya membatalkan sholat karena adanya hal yang menafikan sholat walau tangisan takut akan akhirat sekalipun, sedang menurut Muqaabil pendapat yang shahih tidak membatalkan karena tangisan tidak tergolong pembicaraan serta tidak dapat difahami, tangisan hanyalah serupa dengan suara murni
(Nihayah almuhtaaaj II/34, Hasyiyah Qolyubi I/187, Mughni alMuhtaaj I/195)
Maka dapat difahami batal sholat jika makmum mengingatkan imam yang salah dalam sholat dengan semata mengingkatkan imam yang salah, adapun jika memperingatkan
imam dengan lafadz (subhanallah) dengan niat dzikir, maka tidak membatalkan sholat. Dan tidak batal jika mengucapkan “Alhamdulillah” saat mendengarkan orang bersin.
2. Sengaja menambah satu rukun dari rukun fi’li (perbuatan) ruku’. Sujud dll
Hukum tahyat pertama (imam tahyat, maka makmum boleh tidak tahyat dengan senagaja, jika makmum berdiri tanpa ada unsur kesengajaan,
maka wajib makmum duduk kembali, dan apabila imam tidak tahyat pertama,
maka wajib makmum tidak melakukan tahyat (wajib mengikuti Imam)
Hukum sujud sahwi (jika imam sujud sahwi, maka makmum wajib sujud sahwi, dan jika imam tidak sujud sahwi, maka makmumoleh melakukan sujud sahwi)
Adapun jika lupa (ragu) rakaat dalam sholat, (dua rakaatkah atau tiga rakaat) maka wajib mengambil keyakinan dua rakaat (mengambil yang terkecil, dan menyempurnakan rakaat yang tertinggal, dan di sunnahkan sujud sahwi)
فلو شك في عدد ما أتى به من الركعات أهي ثلاثة أو أربعة بنى على اليقين وهو الأقل وأتى وجوباً بما بقي وسجد للسهو للتردد في الزيادة
: نهاية الزين شرح قرة العين رقم الجزء: 1 رقم الصفحة:84
3. Sengaja memanajangkan rukun pendek :
yaitu i’tidal dan duduk diantara dua sujud, adapun batasan rukun pendek
adalah sekedar membaca tasyahut pertama, jika di lebihkannya masa i’tidal dan duduk dintara dua sujud, mak batallah sholatnya.
4. Melakukan perbuatan yang keji : melompatdengan langkah yang pnjang maka batallah sholatnya sekalipun dilakukan karena lupa.
5. Mengerjakan perbuatan selain dari jenis sholat :
jika perbuatan tersebut dianggap banyak dan dilakukan beberapa kali yang bersambung sambung kecuali pada sholat khauf (ketakutan) seperti melangkah, jongkok, mengaruk dengan mengerakkan seluruh tangan, adapun menggaruk dengan jari jari tangan maka tidak membatalkan sholat dengan syarat tangan tidak ikut bergerak, MADZHAB SYAFI’I berpendapat bahwa gerakan yang tidak berhubungan dengan shalat dapat membatalkan shalat dengan syarat gerakan tersebut:
• Dilakukan tiga kali lebih secara berturut-turut
• Atau dilakukan sekali tapi melampaui batas seperti meloncat memukul dengan keras
• Atau dilakukan sekali tapi diniati bergerak tiga kali
• Atau dilakukan sekali tapi bertujuan mempermainkan shalat
Bila tidak sesuai ketentuan diatas seperti bergerak sekali atau dua kali atau tiga kali secara terputus-putus
atau bergerak tiga kali hanya saja dengan memakai anggauta tubuh ringan
seperti pelapuk mata, lisan, kemaluan, jemari yang menggaruk dengan
tidak mengikut sertakan telapak tangannya tetap (tangannya tetap, tidak ikut bergerak) maka tidak membatalkan shalat asalkan gerkannya tidak dimaksudkan untuk mempermainkan, meremehkan shalat.
(الرابع) أن يتحرك حركه واحده مفرطة أو ثلاث حركات متوالية عمدا كان أو سهوا أو جهلا
Yang ke 4 dari hal-hal yang membatalkan shalat, bila ia bergerak dengn satu kerakan yang sangat melampaui batas atau dengan tiga kali gerakan berturut-turut baik sengaja atau lupa atau karena bodoh”
Matan Safiinah Hal. 16
( أو فعل ثلاثة أفعال متوالية ) بأن لا يعد عرفا كل منها منقطعا عما قبله ( كثلاث خطوات ) وإن كانت بقدر خطوة مغتفرة أو مضغات ثلاث ( أو حكات ) متوالية مع تحريك اليد ( في غير الجرب ) وكأن حرك يديه ورأسه ولو معا أو خطا خطوة واحدة ناويا فعل الثلاث وإنم لم يزد على الواحدة ( أو وثب وثبة ) ولا تكون الوثبة إلا ( فاحشة أو ضرب ضربة مفرطة ) أو صفق تصفيقة أو خطا خطوة بقصد اللعب وإن كانت التصفيقة بغير ضرب الراحتين ( بطلت ) صلاته في جميع ما ذكر ( سواء كان عامدا أو ناسيا ) لمنافاة ذلك لكثرته أو فحشه للصلاة وإشعاره بالإعراض عنها والخطوة بفتح الخاء المرة وهي المراد هنا إذ هي عبارة عن نقل رجل واحدة فقط حتى يكون نقل الأخرى إلى أبعد عنها أو أقرب خطوة أخرى بخلاف نقلها إلى مساواتها وذهاب اليد ورجوعها ووضعها ورفعها حركة واحدة أما في الجرب الذي لا يصبر معه على عدم الحك فيغتفر الحك لأجله وإن كثر لاضطراره إليه ( ولا يضر الفعل القليل ) الذي ليس بفاحش ومنه الخطوتان وإن اتسعتا واللبس الخفيف وفتح كتاب وفهم ما فيه لكنه مكروه ( ولا حركات خفيفات وإن كثرت ) وتوالت لكنها خلاف الأولى وذلك ( كتحريك الأصابع ) في نحو سبحة وحكة فلا بطلان بجميع ذلك وإن تعمده ما لم يقصد به منافاتها وإنما لم يعف عن قليل الكلام عمدا لأنه لا يحتاج إليه فيها بخلاف الفعل فيعفى عما يتعسر الاحتراز عنه مما لا يخل بها والأجفان واللسان كالأصابع وقد يسن الفعل القليل كقتل نحو الحية
“... Atau batal shalat seseorang akibat menjalani tiga pekerjaan secara berturut-turut (sekira menurut pandangan kebanyakan orang antara gerakan yang satu dan gerakan berikutnya tidak dianggap terputus) seperti tiga kali melangkah (meskipun langkah yang diampuni oleh syara’, seperti makmum dibelakang imam yang mengganti imam yang berhalangan ditengah-tengah shalat) atau tiga kali kunyahan atau tiga kali garukan berturut-turut dengan mengikutkan tangan ikut bergerak diselain kudis, dan seperti dengan menggerakkan kedua tangan dan kepalanya dengan secara bersama-sama atau bergerak dengan satu gerakan dengan diniati tiga gerakan sekaligus meski praktiknya
dia hanya bergerak sekali, atau dengan melompat yang sangat, memukul
keras, bertepuk tangan atau melangkah dengan tujuan bermain-main meskipun tepukan tangannya dengan tanpa menepukkan kedua telapak tangannya, kesemua yang tersebut diatas dapat berakibat membatalkan shalatnya baik sengaja atau lupa (karena menjalankannya dengan berturut-turut menafikan dan mencelakan shalat sekaligus tanda ia berpaling dari shalat....
Sedang dalam masalah kudis yang tidak dianggap bahaya dan membatalkan shalat dan diampuni menggaruknya karena adanya unsur darurat (terpaksa).Juga tidak berbahaya dan membatalkan shalat perbuatan sedikit/tidak sampai tiga kali berturut-turut asalkan perbuatan sedikit tersebut bukan karena maksud mencelakan shalat, diantara contohnya melangkah dua kali meskipun langkahnya lebar-lebar, mengenakan pakaian ringan, membuka kitab hanya saja yang demikian makruh hukumnya.Juga tidak berbahaya dan membatalkan shalat gerakan-gerakan berturut meskipun dilakuakan secara berulang-ulang yang dikerjalan dengan anggauta tubuh yang ringan seperti menggerakkan jemari semacam jari telunjuk dan dan dibuat menggaruk-garuk hanya saja hukumnya hilaaf al-Uala (menyalahi keutamaan) asalkan gerakannya tidak dimaksudkan untuk mengerjalkan
hal-hal yang menaikan shalat, dibedakan antara hukum berbicara sedikit
dalam shalat yang berakibat batalnya shalat dengan hukum bergerak
sedikit dalam shalat yang berakibat hukum diampuni dan tidak membatalkan shalat karena pembicaraan dalam shalat tidak dibutuhkan
sedang bergerak dalam shalat hal yang sulit dihindari karenanya asalkan
masih tergolong sedikit maka diampuni, dan pelapuk mata, lisan
gerakannya seperti gerakan jemari tangan bahkan terkadang justru disunahkan menjalani perbuatan sedikit dalam shalat seperti saat membunuh semacam ular".
Al-Minhaj al-Qawiim I/248-249
لا ) تبطل ( بحركات خفيفة ) وإن كثرت وتوالت بل تكره ( كتحريك ) أصبع أو ( أصابع ) في حك أو سبحة مع قرار كفه ( أو جفن ) أو شفة أو ذكر أو لسان لأنها تابعة لمحالها المستقرة كالأصابع
Dan tidak batal shalat akibat gerakan-gerakan ringan meskipun banyak dan berulang-ulang
namun hukumnya makruh seperti gerakan jari atau jemari saat menggaruk
dengan syarat telapak tangannya tetap (tidak ikut bergerak) atau gerakan
pelupuk mata, bibir, zakar atau lisannya karena kesemuanya masih mengikuti (menempel dengan tidak bergerak) pada tempat pokoknya yang diam dan kokoh seperti halnya jari-jemari.
(Fath al-Mu’in I/215-216)
APAKAH KAGET TERMASUK HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT?
Bila kagetnya sudah sampai pada batas ‘hilangnya akal’ seseorang maka membatalkan wudhunya, bila belum maka tidak batal.
( و ) ثامنها ( جلوس بينهما ) أي السجدتين ولو في نفل على المعتمد
ويجب أن لا يقصد برفعه غيره فلو رفع فزعا من نحو لسع عقرب أعاد السجود
Yang No. 8 (dari rukun-rukunnya shalat)
Duduk diantara dua sujud meskipun pada shalat sunah menurut pendapat yang dapat dijadikan pegangan (mu’tamad).
Dan diwajibkan
agar tidak punya tujuan selain duduk diantara dua sujud saat ia bangun
dari sujudnya, bila ia bangun dari sujud karena kaget semacam oleh
sengatan kalajengking maka ulangilah bersujud.
Fath al-Mu’iin I’aanah at-Thoolibiin I/116
Lihat ‘ibarah dalam Fath al-Mu’iin diatas, ia cukup mengulangi sujudnya yang karena kaget oleh sengatan kalajengking, bukan batal shalatnya karena kagetnya tentu masih dalam taraf normal.
Maka jika kaget sampai melangkah lebih tiga langkah (tiga pergerakan berturut2 maka dapat membatalkan sholat)
6. Makan dan minum sekalipun sedikit :
melainkan makan atau minum yang sedikit karena lupa bahwa ia dalam keadaan sholat atau tidak mengetahui
keharaman makan dan minum di dalam sholat seperti baru masuk islam.
jika yang ditelan hanya rasanya saja (BUKAN SISA MAKANAN) maka tidak
membatalkan sholat,misal sebelum sholat sudah berkumur tp masih ada rasa manis/pedas dalam mulut maka menelan ludah tidak batal,tp jika ada WUJUDNYA (`Ain) meski hanya sedikit/kecil maka batal jika di telan,solusinya sikatan/siwakan dulu sebelum sholat.
حاشية الجمل الجزء 1 صحـ : 436 مكتبة دار الفكرأَمَّا مُجَرَّدُ الطَّعْمِ الْبَاقِي مِنْ أَثَرِ الطَّعَامِ فَلا أَثَرَ لَهُ لانْتِفَاءِ وُصُولِ الْعَيْنِ إلَى جَوْفِهِ وَلَيْسَ مِثْلُ ذَلِكَ الأَثَرُ الْبَاقِي بَعْدَ الْقَهْوَةِ مِمَّا يُغَيِّرُ لَوْنَهُ أَوْ طَعْمَهُ فَيَضُرُّ ابْتِلَاعُهُ لأَنَّ تَغَيُّرَ لَوْنِهِ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ بِهِ عَيْنًا وَيُحْتَمَلُ أَنْ يُقَالَ بِعَدَمِ الضَّرَرِ لأَنَّ مُجَرَّدَ اللَّوْنِ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ اكْتَسَبَهُ الرِّيقُ مِنْ مُجَاوَرَتِهِ لِلأَسْوَدِ مَثَلا وَهَذَا هُوَ الأَقْرَبُ أُخِذَ مِمَّا قَالُوهُ فِي طَهَارَةِ الْمَاءِ إذَا تَغَيَّرَ بِمُجَاوِرٍ اهـ
" al-uklu wasy-syurbu katsiiron kaana al-ma'kuulu wal masyruubu au qoliilan"...
makan dan minum.baik sedikit maupun banyak keduanya membatalkan sholat
"wa lau minal riiqil mukhtalithi bi ghoirihi".....
dan walaupun ludah/lendir yg bercampur dengan selainnya
"illaa an yakuuna asy-syakhshu fii hadzihish shuuroti jaahilan tahriimi dzaalik ".......lain halnya bagi yg benar-benar tidak mengerti sama sekali bahwa yg demikian itu terlarang dalam melakukan sholat
(Tausyeh 'Ala Ibni Qoosim, hal 66
7. Telah lewat (tertinggal) satu rukun qauli :
seperti surah Al Fatihaah atau rukun fi’li seperti i’tidal atau ragu dalam niat takbiratul ikhram atau dapat difahami
ولو سها غير مأموم بترك ركن أو شك أتى به إن كان قبل فعل مثله وإلا أجزأه وتدارك.
ولو سها غير مأموم في الترتيب بترك ركن كأن سجد قبل الركوع أو ركع قبل الفاتحة لغا ما فعله حتى يأتي بالمتروك فإن تذكر قبل بلوغ مثله أتىبه وإلا فسيأتي بيانه.أو شك هو أي غير المأموم في ركن هل فعل أم لا كأن شك راكعا هل قرأ الفاتحة أو ساجدا هل ركع أو اعتدل أتى به فورا وجوبا إن كان الشك قبل فعله مثله أي مثل المشكوك فيه من ركعة أخرى وإلا أي وإن لم يتذكر حتى فعل مثله في ركعة أخرى أجزأه عن متروكة ولغا ما بينهما.هذا كله إن علم عين المتروك ومحله فإن جهل عينه وجوز أنه النية أو تكبيرة الإحرام بطلت صلاته.ولم يشترط هنا طول فصل ولا مضي ركن.
fathul mu'in 1/124.
(قوله: فإن جهل عينه الخ) مفهوم قوله: إن علم عين المتروك.وسكت عن مفهوم قوله: وعلم محله، وهو ما إذا جهل محله وعلم عينه.وحاصله
أنه يأخذ فيه بالأحوط، فإذا علم أنه ترك سجدة ولم يعلم أهي من الركعة
الأخيرة أم من غيرها جعلها منه وأتى بركعة، أو علم ترك سجدتين وجهل محلهما
أتى بركعتين، فإنه يقدر أنه ترك سجدة من الأولى وسجدة من الثانية فيجبران
بالثانية والرابعة ويلغو باقيهما.
I’anah 1/209
bila ghoer mamum (imam dan munfarid) lupa atau ragu meninggalkan salah satu rukun dan dia mengetahui bagian yang tertinggalnya, maka ada beberapa kemungkinan:
1. Bila baru ingat sebelum sampai pada pekerjaan sejenis pada rokaat berikutnya, maka langsung ke posisi RUKUN YANG TERTINGGAL. Missal, ketika sujud dia teringat tidak membaca fatihah, maka langsung berdiri dan membaca fatihah.
2. Bila baru ingat setelah sampai pada pekerjaan sejenis pada rokaat berikutnya, maka teruskan saja rokaat itu, adapun pekerjaan (rokaat) yang tidak sempurna sebelumnya menjadi lagho, dan harus ditambah.
3. Bila tidak mengetahui mana dan dimana bagian yang tertinggal, maka ditambah saja satu rokaat.
Termasuk juga dalam masalah ini, bila ingat ada bagian yang tertinggal tetapi lupa apakah pada rokaat terakhir atau rokaat sebelumnya, maka tambah saja satu rokaat.
Semua permasalah di atas, menyangkut rukun solat selain NIAT dan TAKBIROTUL IHROM. Bila menyangkut keduanya, artinya lupa atau ragu terhadap niat atau takbirotul ihrom maka solatnya BATAL.
Sebagai tambahan.jika RAGU SETELAH SALAM menurut pendapat yg Masyhur tidak berpengaruh, karena dengan selesainya shalat, semua masalah dianggap selesai.
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 1 صحـ : 231 مكتبة دار الكتب العربية(وَلَوْ شَكَّ بَعْدَ السَّلاَمِ فِي تَرْكِ فَرْضٍ لَمْ يُؤَثِّرْ عَلَى الْمَشْهُورِ) ِلأَنَّ الظَّاهِرَ وُقُوعُ السَّلاَمِ عَنْ تَمَامٍ وَالثَّانِيْ يُؤَثِّرُ ِلأَنَّ اْلأَصْلَ عَدَمُ فِعْلِهِ فَيَبْنِيْ عَلَى الْمُتَيَقَّنِ وَيَسْجُدُ كَمَا فِي صُلْبِ الصَّلاَةِ إنْ لَمْ يَطُلِ الْفَصْلُ فَإِنْ طَالَ اسْتَأْنَفَ كَمَا فِي أَصْلِ الرَّوْضَةِ وَمَرْجِعُ الطُّولِ الْعُرْفُ وَلاَ فَرْقَ فِي الْبِنَاءِ بَيْنَ أَنْ يَتَكَلَّمَ وَيَمْشِيَ وَيَسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةَ وَبَيْنَ أَنْ لاَ يَفْعَلَ ذَلِكَ قَوْلُهُ (وَلَوْ شَكَّ بَعْدَ السَّلاَمِ) أَيْ طَرَأَ لَهُ بَعْدَ سَلاَمِهِ التَّرَدُّدُ فِي حَالِهِ قَبْلَ صَلاَتِهِ أَوْ فِيهَا وَخَرَجَ بِالتَّرَدُّدِ تَذَكُّرُ حَالِهِ وَإِخْبَارُ عَدَدٍ بِالتَّوَاتُرِ قَالَ شَيْخُنَا وَكَذَا ظَنُّهُ بِخَبَرِ عَدْلٍ ِلأَنَّ الظَّنَّ مَعَهُ كَالْيَقِينِ قَوْلُهُ (فِي تَرْكِ فَرْضٍ) عَدَلَ عَنْ أَنْ يَقُولَ فِي تَرْكِ رُكْنٍ لِيَشْمَلَ الرُّكْنَ وَبَعْضَهُ وَالشَّرْطَ وَبَعْضَهُ وَالْمُعَيَّنَ مِنْهُمَا وَالْمُبْهَمَ كَتَرْكِ الْفَاتِحَةِ أَوْ بَعْضِهَا أَوْ الرُّكُوعِ أَوْ طُمَأْنِينَتِهِ أَوْ بَعْضِ اْلأَرْكَانِ اه
8. Menukarkan niat sholat fardhu kepada sholat sunnat :
contoh disaat melaksanakan sholat dzuhur, mengantikan niat sholat dzuhur menjadi sholat sunnat qabliyah dzuhur. Maka hal ini membatalkan sholat.
9. Berniat memutuskan (menghentikan) sholat :
karena menghilangkan rasa yakin dalam niat ( berniat keluar dari sholat sebelum salam)
. (بنية قطعها) وهي نية الخروج من الصلاة قبل مجيء محلها، وهو مقارنتها للسلام إما حالا أو بعد ركعة مثلاً فإنها تبطل حالاً كما لو نوى أنه يكفر غداً فإنه يكفر حالاً: نهاية الزين شرح قرة العين 89.
فصل و من المنافي نية القطع و في ذلك فروع : نوى قطع الإيمان و العياذ بالله تعالى صار مرتدا في الحال نوى قطع الصلاة بعد الفراغ منها لم تبطل بالإجماع و كذا سائر العبادات و في الطهارة وجه لأن حكمها باق بعد الفراغ نوى قطع الطهارة أثناءها لم يبطل ما مضى في الأصح لكن يجب تجديد النية لما بقي نوى قطع الصلاة أثناءها بطلت بلا خلاف لأنها شبيهة بالإيمان نوى قطع الصوم و الاعتكاف لم يبطلا في الأصح لأن الصلاة مخصوصة من بين سائر العبادات بوجوه من الربط و مناجاة العبد ربه نوى الأكل أو الجماع في الصوم لم يضره نوى فعل مناف في الصلاة كالأكل و الفعل الكثير لم تبطل قبل فعله نوى الصوم من الليل ثم قطع النية قبل الفجر سقط حكمها لأن ترك النية ضد النية بخلاف ما لو أكل بعدها لا تبطل لأن الأكل ليس ضدها نوى قطع الحج و العمرة لم يبطلا بلا خلاف لأنه لا يخرج منهما بالإفساد نوى قطع الجماعة بطلت ثم في الصلاة قولان إذا لم يكن عذر : أصحهما لا تبطل.
PASAL
Diantara yang dapat menafikan adanya niat adalah “Niat memutus ibadah”,
dan dalam hal ini terdapat beberapa macam bahasan :
• Niat memutus iman, seketika menjadi murtad ‘Na’uudzu billaah min dzaalik’
• Niat memutus sholat setelah rampung sholat, Ulama sepakat ibadah sholatnya tidak batal begitu juga ibadah-ibadah yang lain kecuali dalam ibadah bersuci (wudhu, mandi dan tayammum), terdapat pendapat ulama yang menyatakan batal karena hukumnya masih berkaitan dengan ibadah selanjutnya.
• Niat memutus bersuci saat menjalaninya, menurut pendapat yang paling shahih (kuat/benar) tidak membatalkan anngauta badan yang telah di basuh/diusap hanya saja wajib memperbaharui niat pada basuhan/usapan anggauta setelahnya.
• Niat memutus sholat saat menjalanin
HAL HAL YANG MMBATALKAN
Yang membatalka
1. Berkata kata (dengan huruf dan suara) dengan sengaja,
yaitu perkataan yang memberi kefahaman atau pun tidak memberi faham sekalipun satu huruf, misal mengtakan huruf (qaf) (ain)dan ( lam) karena dalam bahasa Arab huruf qaf singkatan dari wiqayah, ain singkatan dari ri’ayah dan lam singkatan dari wilayah atau hurf tha’ singkataan
Berkata kata dengan huruf dan suara dapat di bagi menjadi kepada bagian
1. Batuk, menguap, sendawa (cekluan) (tidak membatalka
2. Bersin (tidak membatalka
3. Berdehem (tidak membatalka
referensi
الكتاب : المجموع شرح المهذب ج 4 - الصفحة 79-80المؤل
4. Mendengus dengan hidung (membatalk
5. Mengembus dengan mulut (membatalk
6. Tertawa (membatalk
Menangis
(وَأَمَّا عِنْدَ الشَّافِعِ
لاَ يُبْطِل لأَِنَّهُ لاَ يُسَمَّى كَلاَمًا فِي اللُّغَةِ ، وَلاَ يُفْهَمُ مِنْهُ شَيْءٌ ، فَكَانَ أَشْبَهَ بِالصَّوْت
Tangisan dalam sholat menurut pendapat yang shahih bila sampai keluar dua huruf dalam tangisanny
(Nihayah almuhtaaaj
Maka dapat difahami batal sholat jika makmum mengingatk
imam dengan lafadz (subhanall
2. Sengaja menambah satu rukun dari rukun fi’li (perbuatan
Hukum tahyat pertama (imam tahyat, maka makmum boleh tidak tahyat dengan senagaja, jika makmum berdiri tanpa ada unsur kesengajaa
Hukum sujud sahwi (jika imam sujud sahwi, maka makmum wajib sujud sahwi, dan jika imam tidak sujud sahwi, maka makmumoleh
Adapun jika lupa (ragu) rakaat dalam sholat, (dua rakaatkah atau tiga rakaat) maka wajib mengambil keyakinan dua rakaat (mengambil
فلو شك في عدد ما أتى به من الركعات أهي ثلاثة أو أربعة بنى على اليقين وهو الأقل وأتى وجوباً بما بقي وسجد للسهو للتردد في الزيادة
: نهاية الزين شرح قرة العين رقم الجزء: 1 رقم الصفحة:84
3. Sengaja memanajang
4. Melakukan perbuatan yang keji : melompatde
5. Mengerjaka
jika perbuatan tersebut dianggap banyak dan dilakukan beberapa kali yang bersambung
• Dilakukan tiga kali lebih secara berturut-t
• Atau dilakukan sekali tapi melampaui batas seperti me
• Atau dilakukan sekali tapi diniati bergerak tiga kali
• Atau dilakukan sekali tapi bertujuan mempermain
Bila tidak sesuai ketentuan diatas seperti bergerak sekali atau dua kali atau tiga kali secara terputus-p
(الرابع) أن يتحرك حركه واحده مفرطة أو ثلاث حركات متوالية عمدا كان أو سهوا أو جهلا
Yang ke 4 dari hal-hal yang membatalka
Matan Safiinah Hal. 16
( أو فعل ثلاثة أفعال متوالية ) بأن لا يعد عرفا كل منها منقطعا عما قبله ( كثلاث خطوات ) وإن كانت بقدر خطوة مغتفرة أو مضغات ثلاث ( أو حكات ) متوالية مع تحريك اليد ( في غير الجرب ) وكأن حرك يديه ورأسه ولو معا أو خطا خطوة واحدة ناويا فعل الثلاث وإنم لم يزد على الواحدة ( أو وثب وثبة ) ولا تكون الوثبة إلا ( فاحشة أو ضرب ضربة مفرطة ) أو صفق تصفيقة أو خطا خطوة بقصد اللعب وإن كانت التصفيقة بغير ضرب الراحتين ( بطلت ) صلاته في جميع ما ذكر ( سواء كان عامدا أو ناسيا ) لمنافاة ذلك لكثرته أو فحشه للصلاة وإشعاره بالإعراض عنها والخطوة بفتح الخاء المرة وهي المراد هنا إذ هي عبارة عن نقل رجل واحدة فقط حتى يكون نقل الأخرى إلى أبعد عنها أو أقرب خطوة أخرى بخلاف نقلها إلى مساواتها وذهاب اليد ورجوعها ووضعها ورفعها حركة واحدة أما في الجرب الذي لا يصبر معه على عدم الحك فيغتفر الحك لأجله وإن كثر لاضطراره إليه ( ولا يضر الفعل القليل ) الذي ليس بفاحش ومنه الخطوتان وإن اتسعتا واللبس الخفيف وفتح كتاب وفهم ما فيه لكنه مكروه ( ولا حركات خفيفات وإن كثرت ) وتوالت لكنها خلاف الأولى وذلك ( كتحريك الأصابع ) في نحو سبحة وحكة فلا بطلان بجميع ذلك وإن تعمده ما لم يقصد به منافاتها وإنما لم يعف عن قليل الكلام عمدا لأنه لا يحتاج إليه فيها بخلاف الفعل فيعفى عما يتعسر الاحتراز عنه مما لا يخل بها والأجفان واللسان كالأصابع وقد يسن الفعل القليل كقتل نحو الحية
“... Atau batal shalat seseorang akibat menjalani tiga pekerjaan secara berturut-t
Sedang dalam masalah kudis yang tidak dianggap bahaya dan membatalka
Al-Minhaj al-Qawiim I/248-249
لا ) تبطل ( بحركات خفيفة ) وإن كثرت وتوالت بل تكره ( كتحريك ) أصبع أو ( أصابع ) في حك أو سبحة مع قرار كفه ( أو جفن ) أو شفة أو ذكر أو لسان لأنها تابعة لمحالها المستقرة كالأصابع
Dan tidak batal shalat akibat gerakan-ge
(Fath al-Mu’in I/215-216)
APAKAH KAGET TERMASUK HAL YANG MEMBATALKA
Bila kagetnya sudah sampai pada batas ‘hilangnya
( و ) ثامنها ( جلوس بينهما ) أي السجدتين ولو في نفل على المعتمد
ويجب أن لا يقصد برفعه غيره فلو رفع فزعا من نحو لسع عقرب أعاد السجود
Yang No. 8 (dari rukun-ruku
Duduk diantara dua sujud meskipun pada shalat sunah menurut pendapat yang dapat dijadikan pegangan (mu’tamad)
Dan diwajibkan
Fath al-Mu’iin I’aanah at-Thoolib
Lihat ‘ibarah dalam Fath al-Mu’iin diatas, ia cukup mengulangi
Maka jika kaget sampai melangkah lebih tiga langkah (tiga pergerakan
6. Makan dan minum sekalipun sedikit :
melainkan makan atau minum yang sedikit karena lupa bahwa ia dalam keadaan sholat atau tidak mengetahui
حاشية الجمل الجزء 1 صحـ : 436 مكتبة دار الفكرأَمَّ
" al-uklu wasy-syurb
makan dan minum.baik
"wa lau minal riiqil mukhtalith
dan walaupun ludah/
"illaa an yakuuna asy-syakhs
(Tausyeh 'Ala Ibni Qoosim, hal 66
7. Telah lewat (tertingga
seperti surah Al Fatihaah atau rukun fi’li seperti i’tidal atau ragu dalam niat takbiratul
ولو سها غير مأموم بترك ركن أو شك أتى به إن كان قبل فعل مثله وإلا أجزأه وتدارك.
ولو سها غير مأموم في الترتيب بترك ركن كأن سجد قبل الركوع أو ركع قبل الفاتحة لغا ما فعله حتى يأتي بالمتروك فإن تذكر قبل بلوغ مثله أتىبه وإلا فسيأتي بيانه.أو شك هو أي غير المأموم في ركن هل فعل أم لا كأن شك راكعا هل قرأ الفاتحة أو ساجدا هل ركع أو اعتدل أتى به فورا وجوبا إن كان الشك قبل فعله مثله أي مثل المشكوك فيه من ركعة أخرى وإلا أي وإن لم يتذكر حتى فعل مثله في ركعة أخرى أجزأه عن متروكة ولغا ما بينهما.هذا
fathul mu'in 1/124.
(قوله: فإن جهل عينه الخ) مفهوم قوله: إن علم عين المتروك.وس
I’anah 1/209
bila ghoer mamum (imam dan munfarid) lupa atau ragu meninggalk
1. Bila baru ingat sebelum sampai pada pekerjaan sejenis pada rokaat berikutnya
2. Bila baru ingat setelah sampai pada pekerjaan sejenis pada rokaat berikutnya
3. Bila tidak mengetahui
Termasuk juga dalam masalah ini, bila ingat ada bagian yang tertinggal
Semua permasalah
Sebagai tambahan.j
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 1 صحـ : 231 مكتبة دار الكتب العربية(وَ
8. Menukarkan
contoh disaat melaksanak
9. Berniat memutuskan
karena menghilang
. (بنية قطعها) وهي نية الخروج من الصلاة قبل مجيء محلها، وهو مقارنتها للسلام إما حالا أو بعد ركعة مثلاً فإنها تبطل حالاً كما لو نوى أنه يكفر غداً فإنه يكفر حالاً: نهاية الزين شرح قرة العين 89.
فصل و من المنافي نية القطع و في ذلك فروع : نوى قطع الإيمان و العياذ بالله تعالى صار مرتدا في الحال نوى قطع الصلاة بعد الفراغ منها لم تبطل بالإجماع و كذا سائر العبادات و في الطهارة وجه لأن حكمها باق بعد الفراغ نوى قطع الطهارة أثناءها لم يبطل ما مضى في الأصح لكن يجب تجديد النية لما بقي نوى قطع الصلاة أثناءها بطلت بلا خلاف لأنها شبيهة بالإيمان نوى قطع الصوم و الاعتكاف لم يبطلا في الأصح لأن الصلاة مخصوصة من بين سائر العبادات بوجوه من الربط و مناجاة العبد ربه نوى الأكل أو الجماع في الصوم لم يضره نوى فعل مناف في الصلاة كالأكل و الفعل الكثير لم تبطل قبل فعله نوى الصوم من الليل ثم قطع النية قبل الفجر سقط حكمها لأن ترك النية ضد النية بخلاف ما لو أكل بعدها لا تبطل لأن الأكل ليس ضدها نوى قطع الحج و العمرة لم يبطلا بلا خلاف لأنه لا يخرج منهما بالإفساد نوى قطع الجماعة بطلت ثم في الصلاة قولان إذا لم يكن عذر : أصحهما لا تبطل.
PASAL
Diantara yang dapat menafikan adanya niat adalah “Niat memutus ibadah”,
dan dalam hal ini terdapat beberapa macam bahasan :
• Niat memutus iman, seketika menjadi murtad ‘Na’uudzu billaah min dzaalik’
• Niat memutus sholat setelah rampung sholat, Ulama sepakat ibadah sholatnya tidak batal begitu juga ibadah-iba
• Niat memutus bersuci saat menjalanin
• Niat memutus sholat saat menjalanin