Halaman

Selasa, 12 November 2013

"Mari Berpuasa Tasu'a & 'Asyura pada Rabu - Kamis ini"

Mari Berpuasa Tasu'a & 'Asyura pada Rabu - Kamis ini

Oleh : Ahmad Muflih, S.Pd.I

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang telah Allah muliakan. Secara khusus Allah melarangan berbuat zalim (maksiat) pada bulan ini untuk menunjukkan kehormatannya. Allah Ta’ala berfirman,
فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. Al-Taubah: 36)
Mengerjakan perbuatan zalim/maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar daripada dikerjakan pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya. Salah satu amal shalih yang dianjurkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam untuk dikerjakan pada bulan ini ibadah shiyam. Beliau menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu." (HR. Muslim, no. 1982)
Menurut Imam Al-Qaari berkata, bahwa secara zahir, maksudnya adalah seluruh hari-hari pada bulan muharram ini. Tetapi telah disebutkan dalam hadits shahih bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak pernah sama sekali berpuasa sebulan penuh kecuali di Ramadhan. Maka hadits ini dipahami, dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram bukan seluruhnya.
Puasa ‘Asyura
Secara umum dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram ini; baik di awalnya, pertengahannya, ataupun di akhirnya. Namun ada satu yang berpuasa padanya mendapat perhatian lebih dari syariat, yakni pada hari kesepuluhnya yang dikenal dengan yaum ‘Asyura. Berpuasa pada hari tersebut bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)
Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas, Ibnu Umar, dan Asiyah bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam telah berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya.
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu pernah menceritakan tentang puasa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
 “Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sertakan Puasa Satu Hari Sebelumnya (Tasu’a)
Disunnahkan untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal Sembilan Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan puasanya ahlul Kitab.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu beliau Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)
Imam al-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata, “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara  keseluruhan, karena Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam telah berpuasa pada hari ke sepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”
Pada tahun ini (1435 H), Tasu’a dan ‘Asyura jatuh pada hari Rabu – Kamis besok, (13-14 November 2013). Mari kita hidupkan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini dan mengambil bonus istimewa dari Allah untuk menghapuskan dosa setahun yang telah lalu. Wallahu A’lam.

Senin, 04 November 2013

"MACAM-MACAM CIUMAN"

MACAM-MACAM CIUMAN

ذكر بعض الفقهاء أن التقبيل على خمسة أوجه : قبلة المودة للولد على الخد ، وقبلة الرحمة لوالديه على الرأس ، وقبلة الشفقة لأخيه على الجبهة ، وقبلة الشهوة لامرأته أو أمته على الفم ، وقبلة التحية للمؤمنين على اليد
وزاد بعضهم قبلة الديانة للحجر الأسود
Sebagian pakar fikih menyebutkan bahwa ciuman itu ada lima jenis.
1 Ciuman cinta, itulah ciuman kepada anak di pipinya
2 Ciuman belas kasihan, itulah ciuman kepada ibu dan bapak di kepalanya
3 Ciuman sayang, itulah ciuman kepada saudara di dahinya
4 Ciuman birahi, itulah ciuman kepada istri atau budak perempuan di mulutnya
5 Ciuman penghormatan, itulah ciuman di tangan untuk orang-orang yang beriman.
6 Sebagian pakar fikih menyebutkan adanya ciuman jenis keenam yaitu ciuman syar’i yang ditujukan kepada hajar aswad
Ad Durr al Mukhtar yang dicetak bersama Hasyiah Ibnu Abidin 5/246
Al Adab al Syar’iyyah karya Ibnu Muflih 2/272 dan 272

JENIS CIUMAN YANG TERLARANG
Ciuman untuk wanita ajnabiah (bukan istri dan bukan mahram)

اتفق الفقهاء على عدم جواز لمس وتقبيل المرأة الأجنبية ولو للخطبة
Seluruh pakar fikih bersepakat bahwa sentuhan dan ciuman kepada wanita ajnabiah adalah terlarang meski dalam rangka meminang wanita tersebut
Referensi
Ibnu Abidin 5/233-234 dan 237
Jawahir al Iklil 1/275,
Al Qalyubi 3/208
Nihayah al Muhtaj 6/190
Kasyaf al Qana’ 5/10
Al Mughni 6/553

CIUMAN KEPADA AMRAD (LAKI-LAKI YANG TIDAK BERJENGGOT)

الأمرد إذا لم يكن صبيح الوجه فحكمه حكم الرجال في جواز تقبيله للوداع والشفقة دون الشهوة ، أما إذا كان صبيح الوجه يشتهى فيأخذ حكم النساء وإن اتحد الجنس ، فتحرم مصافحته وتقبيله ومعانقته بقصد التلذذ عند عامة الفقهاء
Jika amrad tersebut bukan ‘baby face’ maka statusnya sebagaimana umumnya laki-laki. Sehingga seorang laki-laki boleh menciumnya dalam rangka mengucapkan kata perpisahan karena hendak bepergian atau dengan maksud mengungkapkan rasa sayang asalkan tanpa birahi.
Namun jika amrad tersebut baby face’ yang menimbulkan syahwat maka statusnya sebagaimana wanita bagi laki-laki yang lain. Sehingga seorang laki-laki tidak boleh berjabat tangan, mencium dan memeluknya jika dengan maksud mencari kenikmatan.Demikian pendapat mayoritas ulama pakar fikih
Ibnu Abidin 5/233
Al Zarqani 1/167
Jawahir al Iklil 1/20, 275
Al Jamal 4/126
Hasyiah al Qalyubi 2/213
Kasyaf al Qana’ 5/12-15

Laki-laki mencium laki-laki, perempuan mencium sesama perempuan

لا يجوز للرجل تقبيل فم الرجل أو يده أو شيء منه ، وكذا تقبيل المرأة للمرأة ، والمعانقة ومماسة الأبدان ، ونحوها ، وذلك كله إذا كان على وجه الشهوة ،
Tidak boleh bagi seorang laki-laki untuk mencium mulut, tangan ataupun anggota badan sesama laki-laki jika dengan syahwat. Demikian pula ciuman, pelukan dan sentuhan badan di antara sesama perempuan jika diiringi syahwat

وهذا بلا خلاف بين الفقهاء لما روي  عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه : نهى عن المكامعة وهي : المعانقة ، وعن المعاكمة وهي : التقبيل
Hal di atas adalah hukum yang tidak diperselisihkan oleh para ulama fikih dikarenakan ada riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melarang pelukan dan ciuman
Hadits di atas disebutkan oleh al Harawi dalam Gharib al Hadits 1/171 dari ‘Iyyasy bin Abbas secara mursal

أما إذا كان ذلك على غير الفم ، وعلى وجه البر والكرامة ، أو لأجل الشفقة عند اللقاء والوداع ، فلا بأس به
Namun jika ciuman tersebut tidak pada mulut dan sebagai ungkapan penghormatan dan bakti atau untuk mengungkapkan rasa sayang saat bertemu ataupun berpisah maka hukumnya adalah boleh
Ibnu Abidin 5/244, 246
Al Binayah ala al Hidayah 9/326, 327
Jawahir al Iklil 1/20
Al Qolyubi 3/213
Hasyiah al Jamal ala Syarh al Minhaj 4/126

MENCIUM TANGAN ORANG YANG DZALIN

صرح الفقهاء بعدم جواز تقبيل يد الظالم ، وقالوا : إنه معصية إلا أن يكون عند خوف ،
Para ulama pakar fikih menegaskan tentang tidak bolehnya mencium tangan orang yang zalim (semisal polisi yang zalim dst, preman dll, pent). Para ulama fikih mengatakan bahwa perbuatan tersebut adalah maksiat kecuali dalam kondisi khawatir dizalimi jika tidak mencium tangannya

قال صاحب الدر : لا رخصة في تقبيل اليد لغير عالم وعادل ، ويكره ما يفعله الجهال من تقبيل يد نفسه إذا لقي غيره ، وكذلك تقبيل يد صاحبه عند اللقاء إذا لم يكن صاحبه عالما ولا عادلا ، ولا قصد تعظيم إسلامه ولا إكرامه
Penulis kitab ad Durr mengatakan, ‘Tidak ada keringanan dalam mencium tangan seorang yang bukan ulama dan bukan orang yang shalih. Makruh hukumnya apa yang dilakukan oleh orang-orang awam yang mencium tangannya sendiri ketika berjumpa dengan orang lain. Demikian pula makruh hukumnya mencium tangan teman sendiri ketika berjumpa jika teman tersebut bukanlah seorang ulama ataupun orang yang shalih dan bukan karena maksud dengan menghormatinya atau menghormati statusnya sebagai seorang muslim
Ad Durr al Mukhtar dan Hasyiah Ibnu Abidin 5/245-246
Al Adab al Syar’iyyah karya Ibnu Muflih 2/272
Tuhfah al Ahwadzi 7/527

MENCIUM TANAH TANAH DIHADAPAN ULAMA' ATAU ORANG YANG DITOKOHKAN

تقبيل الأرض بين يدي العلماء والعظماء حرام ، والفاعل والراضي به آثمان ، لأنه يشبه عبادة الوثن ، وهل يكفر ؟ إن على وجه العبادة والتعظيم كفر ، وإن على وجه التحية لا ، وصار آثما مرتكبا للكبيرة ، كما صرح به صاحب الدر
Mencium (baca : meletakkan mulut) di tanah (bukan, sujud-pent) di hadapan ulama atau orang yang ditokohkan hukumnya haram. Pelaku dan orang yang rela diperlakukan demikian itu berdosa karena perbuatan ini menyerupai penyembahan terhadap berhala
Apakah orang yang melakukannya menjadi kafir?
erlu rincian:
A.Jika dalam rangka beribadah dan mengagungkkan orang yang ada di hadapannya maka pelakunya menjadi kafir.
B.Jika dengan maksud memberikan penghormatan maka tidak menjadi kafir, namun pelakunya berdosa karena telah melakukan dosa besar.
Rincian ini ditegaskan oleh penulis kitab ad Durr
Ad Durr al Mukhtar yang dicetak bersama Ibnu Abidin 5/246
Al Binayah Syarh al Hidayah 9/326 dan 327

Sumber : Al Mausuah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah juz 13 hal 129-131 cetakan kelima 1427 H . terbitan Depag Kuwait

"DO'A AKHIR TAHUN DAN AWAL TAHUN"

Do'a akhir tahun dibaca sebelum adzan maghrib dan do'a awal tahun dibaca setelah maghrib.

DOA AKHIR TAHUN :

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيَّتِكَ ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ . وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ ، فَأَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiimWa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihi wa sahbihii wa sallam.

Allaahumma maa ‘amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuuwa lam tansahuu wa halimta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardaahu wa wa’attani ‘alaihis-sawaaba fas’alukallahummayaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu minni wa laa taqta’ rajaa’i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dankeselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.

Ya Allah,segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu,sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya,dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.

Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya. .

DOA AWAL TAHUN :

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَآئِهِ وَجُنُوْدِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّـارَةُ بِالسُّوْءِ وَاْلإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وصحبه اجمعين

Bismillaahir-rahmaanir-rahiimWa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa sahbihii wa sallam.

Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal, wa ‘alaa fadlikal-’azimi wa juudila-mu’awwali,wa hadzaa ‘aamun jadidun qad aqbala nas’alukal ‘ismata fiihi minasy-syaitaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haazihin-nafsil ammaarati bis-suu’i wal isytigaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa zal-jalaali wal-ikraami yaa arhamar raahimiin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihi wa ashaabihii wa sallamAmin yaa rabbal ‘alamin

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempatbergantung.

Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya.

Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta parakeluarganya dan sahabatnya.
Selamat Tahun Baru Hijriah 1435 H.

DOA AKHIR TAHUN & AWAL TAHUN

Dari Kitab :
كَنْزُ النَّجَاحِ وَالسُّرُوْرِ فِي الْأَدْعِيَةِ الَّتِيْ تَشْرَحُ الصُّدُوْرَ
halaman 12-14-17-114-115
Karya :
اَلشَّيْخُ عَبْدُ الْحَمِيْدِ بْنُ مُحَمَّدُ عَلِيٌّ قُدْسٌ

DOA AKHIR TAHUN

وَأَمَّا دُعَاءُ آخِرِ الْعَامِ وَهُوَ آخِرُ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ الْحَرَامِ، فَهُوَ هَذَا

Adapun doa akhir tahun, hari terakhir bulan Dzul Hijjah adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIMDengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

WASHALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII WASALLAM

Semoga Allah mencurahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad keluarga, dan para sahabat beliau.

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ

ALLAAHUMMA MAA ‘AMILTU MIN ‘AMALIN FISSANATIL MAADHIYATI WALAM TARDHAHU WA NASIITUHUU WALAM TANSAHU WA HALUMTA ‘ANNII MA’A QUDRATIKA ‘ALAA ‘UQUUBATII WADA’AUTANII ILAT TAUBATI MINHU BA’DA JARAA`ATII ‘ALAIKA ALLAAHUMMA INNII ASTAGHFIRUKA MINHU FAGHFIR LII

Ya Allah, segala amal yang aku lakukan pada tahun yang telah berlalu, yang Engkau tidak meridhainya, aku melupakannya, Engkau memaafkanku padahal engkau berkuasa menyiksaku. Engkau menyeru aku bertaubat darinya sesudah aku lancang durhaka pada_Mu. Ya Allah, Sungguh aku mohon ampun kepada_MU darinya, Perkenankanlah Engkau mengampuniku

اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

WA MAA ‘AMILTU FIIHAA MIMMAA TARDHAAHU WA WA’ADTANII ‘ALAIHITS TSAWAABA WAL GHUFRAANA FATAQABBALHU MINNII WA LAA TAQTHA’ RAJAA-II MINKA YAA KARIIM YAA ARHAMARRAAHIMIIN

Ya Allah, segala apa yang aku lakukan dari hal-hal yang Engkau ridhoi, dan Engkau telah menjanjikan pahala dan pengampunan kepadaku, maka hendaklah Engkau terima dariku, janganlah Engkau memutuskan harapanku dari rahmat_Mu wahai Dzat Yang Mulia, Wahai Dzat Yang mengasihi diantara yang mengasihi

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

WASHALLALLAAHU TA’AALAA ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII WASALLAM

Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan shahabat beliau

يُقْرَأُ ثَلَاثًا؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقُوْلُ: تَعِبْنَا مَعَهُ طُوْلَ السَّنَةِ، وَأَفْسَدَ فِعْلَنَا فِيْ سَاعَةٍ وَاحِدَةٍ

Dibaca tiga kali.Sesungguhnya syetan berucap: “Aku payah bersama dia sepanjang tahun, dia merusak pekerjaanku dalam sekejap”.

DOA AWAL TAHUN

(وَذَكَرَ الْعَلَّامَةُ الدَّيْرَبِيُّ) فِيْ فَوَائِدِهِ نَقْلًا عَنِ الْعَلَّامَةِ جَمَالِ الدِّيْنِ سِبْطِ ابْنِ الْجَوْزِيِّ عَنِ الشَّيْخِ عُمَرَ بْنِ قُدَامَةَ الْمَقْدِسِيِّ؛ دُعَاءً لِأَوَّلِ الْعَامِ وَدُعَاءً لِآخِرِهِ وَقَالَ: مَا زَالَ مَشَايِخُنَا يُوْصُوْنَ بِهِ وَيَقْرَءُوْنَهُ، وَمَا فَاتَنِيْ طُوْلَ عُمْرِيْ(فَأَمَّا دُعَاءُ أَوَّلِ الْعَامِ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ)

Al Allamah Addairabi dalam Fawa`idnya, beliau mengutip dari al Allamah Jamaluddin, cucu Syeikh Ibnul Jauzi dari Syeikh Umar bin Qudamah al Maqdisi menuturkan doa awal tahun dan doa akhir tahun. Beliau berkata: Masyayikh kami selalu berpesan dengan doa tsb dan membacanya. Sepanjang umurku tidak pernah ketinggalan membaca doa tsb.Adapun doa awal tahun adalah sbb:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIMDengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIINsegala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلِى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHALAATAN TAMLA`U KHAZAA`INALLAAHI NUURAN

Ya Allah limpahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad, dengan limpahan rahmat yang penuh cahaya pada khaza`in Allah

وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرَحًا وَسُرُوْرًا

WA TAKUUNU LANAA WA LIL MUKMINIINA FARAJAN WA FARAHAN WA SURUURAN

Dan limpahan rahmat yang menjadikan kami dan orang-orang mukmin lapang, bahagia dan senang

وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII WA SALLIM TASLIIMAN KATSIIRAN

Juga keluarga beliau, shahabat beliau, dan curahkanlah salam yang banyak atas mereka

اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلِ ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

ALLAAHUMMA ANTAL ABADIYYU ALQADIIMU AL AWWALU WA ‘ALAA FADHLIKAL ’AZHIIMI WA JUUDIKAL MU’AWWALI WA HAADZAA ‘AAMUN JADIIDUN QAD AQBALA, NAS`ALUKAL ’ISHMATA FIIHI MINASY SYAITHAANI WA AULIYAA-IHII WAL ‘AUNA ‘ALAA HAADZANNAFSIL AMMAARATI BISSUU`I WAL ISYTIGHAALA BIMAA YUQARRIBUNII ILAIKA ZULFAA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAMI

Wahai Allah, Engkaulah Dzat yang abadi, yang terdahulu,yang mula-mula. Atas Anugerah_Mu yang besar dan kemurahan_Mu yang dijadikan pegangan, inilah tahun baru telah datang. Kami mohon kepada_Mu pemeliharaan selama tahun ini dari setan, sahabat2, dan pasukannya. Dan pertolonganmu untuk melawan nafsuku ini yang selalu mengajak kepada kejahatan, serta sibukkanlah (aku) dalam melakukan amal yang dapat mendekatkan diriku kepada_Mu sedekat-dekatnya, Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemulyaan

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

WASHALLALLAAHU TA'AALAA ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII WASALLAM

Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan shahabat beliau

يَقْرَؤُهُ ثَلَاثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقُوْلُ: اِسْتَأْمَنَ عَلَى نَفْسِهِ، وَتُوُكِّلَ بِهِ مَلَكَانِ يَحْرُسَانِهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَتْبَاعِهِ

Dibaca tiga kali.Maka sesungguhnya syetan berkata: Orang tersebut memohon perlindungan atas dirinya, ditugaskan dua malaikat untuk menjaganya dari syetan dan pengikutnya

DOA AWAL TAHUN IMAM GHAZALI

عَنِ الْإِمَامِ حُجَّةِ الْإِسْلَامِ مُحَمَّدٍ اَلْغَزَالِيِّ قَدَّسَ اللهُ تَعَالَى سِرَّهُ قَالَ:Diceritakan dari Imam Hujatul Islam Muhammad Al Ghazali qaddasallaahu Ta’ala sirrahuu, beliau berkata:

كُنْتُ بِمَكَّةَ الْمُشَرَّفَةِ فِيْ أَوَّلِ يَوْمٍ مِنْ سَنَةٍ جَدِيْدَةٍ مِنْ سِنِي الْهِجْرَةِ طَائِفًا بِالْبَيْتِ الْحَرَامَAku berada di Makkah Musyarrafah pada awal tahun baru Hijriyah dalam keadaan aku melakukan thawaf

فَخَطَرَ فِيْ نَفْسِيْ أَنْ أَرَى الخَضِرَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِMaka terbisik dihatiku ingin melihat Nabi Khadhir ‘alaihissalam pada hari itu

وَأَلْهَمَنِيَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى اَلدُّعَاءَDan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengilhamkan kepadaku sebuah doa

فَدَعَوْتُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَجْمَعَ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِMaka akupun berdoa kepada Allah Ta’ala agar mengumpulkan diriku dengan beliau pada hari itu

فَمَا فَرَغْتُ مِنْ دُعَائِيْ حَتَّى ظَهَرَ لِيْ اَلْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي الْمَطَافِBelum selesai aku berdoa muncullah kepadaku Nabi Khadhir ‘alaihissalam di tempat thawaf

فَجَعَلْتُ أَطُوْفُ مَعَهُ وَأَفْعَلُ فِعْلَهُ وَأَقُوْلُ قَوْلَهُ حَتَّى فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ وَانْقَضَىDan akupun berthawaf bersama beliau. Aku kerjakan apa yang beliau kerjakan. Aku ucapkan apa yang beliau ucapkan hingga beliau usai dari thawafnya

فَجَلَسْتُ مُشَاهِدًا لِلْبَيْتِ الشَّرِيْفِ،Lalu aku duduk sambil memandangi Baitullah yang mulia

ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَا الَّذِيْ دَعَاكَ إِلَى سُؤَالِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لِيَجْمَعَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ بِهَذَا الْحَرَمِ الشَّرِيْفِ؟Kemudian beliau menoleh kepadaku seraya berkata: Wahai Muhammad, apa gerangan yang mendorongmu memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengumpulkan aku denganmu pada hari ini di tanah haram yang mulia ini?

فَقُلْتُ: يَا سَيِّدِيْ، هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيْدَةٌ، وَأَحْبَبْتُ أَنْ أَتَأَسَّى بِكَ فِيْ إِقْبَالِهَا بِشَيْءٍ مِنْ تَعَبُّدَاتِكَ وَتَضَرُّعَاتِكَMaka akupun menjawab: Wahai tuanku, ini adalah tahun baru. Aku ingin agar bisa mengikutimu dalam menyambutnya dengan sebagian dari ta’abbud dan tadharru’mu

قَالَ: أَجَلْ، ثُمَّ قَالَ: فَارْكَعْ بِرُكُوْعٍ تَامٍّBeliau berkata: Ya. Beliau berkata lagi: Shalatlah dengan sempurna

فَقُمْتُ وَصَلَّيْتُ مَا أَمَرَنِيْ بِهِMaka akupun berdiri melakukan shalat sebagaimana yang beliau perintahkan kepadaku

فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: فَادْعُ بِهَذَا الدُّعَاءِ الْمَأْثُوْرِ الْجَامِعِ لِلْخَيْرَاتِ وَالْبَرَكَاتِ، وَهُوَ هَذَا:Ketika aku usai dari semuanya, beliau berkata: Berdoalah dengan doa ma`tsur ini, doa yang mengumpulkan kebaikan dan keberkahan. Yaitu:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIMDengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ لهِل رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIINsegala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِكَ أَنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِمْ وَصَحْبِهِمْ أَجْمَعِيْنَ

ALLAAHUMMA INNII AS`ALUKA BIKA AN TUSHALLIYA WA TUSALLIMA ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA SAA`IRIL ANBIYAA`I WAL MURSALIIN WA ‘ALAA AALIHIM WA SHAHBIHIM AJMA’IIN

Ya Allah, aku memohon_Mu dengan_Mu supaya Engkau mencurahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, dan semua para Nabi dan para Rasul keluarga mereka dan shahabat mereka semuanya

وَأَنْ تَغْفِرَ لِيْ مَا مَضَى وَتَحْفَظَنِي فِيْمَا بَقِيَ يَا أَرْحَم الرَّاحِمِيْنَ

WA AN TAGHFIRA LII MAA MADHAA WA TAHFAZHANII FIIMAA BAQIYAYAA ARHAMARRAAHIMIIN

Dan supaya Engkau mengampuniku dosa yang telah lalu, dan menjagaku dari apa ya ng tersisa. Wahai Dzat Yang mengasihi diantara yang mengasihi

اَللَّهُمَّ هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيْدَةٌ مُقْبِلَةُ لَمْ أَعْمَلْ فِي ابْتِدَائِهَا عَمَلًا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى غَيْرَ تَضَرُّعِيْ إِلَيْكَ

ALLAAHUMMA HAADZIHII SANATUN JADIIDATUN MUQBILATUN LAM A’MAL FIBTIDAA`IHAA ‘AMALAN YUQARRIBUNII ILAIKA ZULFAA GHAIRA TADHARRU’II ILAIKA

Ya Allah, ini adalah tahun yang baru datang, sementara aku pada awal tahun tsb sama sekali tidak melakukan amal yang dapat mendekatkan diriku kepada_Mu sedekat-dekatnya kecuali permohonanku kepada_MU

فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُوَفِّقَنِيْ لِمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ مِنَ الْقِيَامِ بِمَا لَكَ عَلَيَّ مِنْ طَاعَتِكَ

FA AS’ALUKA AN TUWAFFIQANII LIMAA YURDHIIKA ‘ANNII MINAL QIYAAMI BIMAA LAKA ‘ALAYYA MIN THAA’ATIKA

Maka aku bermohon kepada_Mu agar supaya Engkau berkenan menolongku kapada apa-apa yang menjadikan keridha`an_Mu kepadaku yaitu menjalankan kewajiban taat kepada_Mu

وَأَلْزِمْنِيَ الْإِخْلَاصَ فِيْهِ لِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ فِيْ عِبَادَتِكَ

WA ALZIMNIYAL IKHLAASHA FIIHI LIWAJHIKAL KARIIMI FII ‘IBAADATIKA

Dan tetapkanlah aku ikhlas dalam menjalankannya hanya karena Dzat_Mu yang Mulia didalam beribadah kepada_Mu

وَأَسْأَلُكَ إِتْمَامَ ذَلِكَ عَلَيَّ بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ

WA AS`ALUKA ITMAAMA DZAALIKA ‘ALAYYA BIFADHLIKA WA RAHMATIKA

Dan aku memohon kepada_Mu dapat menyelesaikannya dengan anugerah dan rahmat_Mu

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ السَّنَةِ الْمُقْبِلَةِ يُمْنَهَا وَيُسْرَهَا وَأَمَانَهَا وَسَلَامَتَهَا

ALLAAHUMMA INNII AS`ALUKA KHAIRA HAADZIHISSANATIL MUQBILATI YUMNAHAA WA YUSRAHAA WA AMAANAHAA WA SALAAMATAHAA

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadam_Mu kebaikan ini tahun yang datang, kanan dan kirinya, keaman dan keselamatannya

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهَا وَصُدُوْرِهَا وَعُسْرِهَا وَخَوْفِهَا وَهَلَكَتِهَا

WA A’UUDZU BIKA MIN SYURUURIHAA WA SHUDUURIHAA WA ‘USRIHAA WA KHAUFIHAA WA HALAKATIHAA

Dan aku berlindung dengan_Mu dari keburukan, permulaan, kesulitan, ketakutan dan kerusakan tahun ini

وَأَرْغَبُ إِلَيْكَ أَنْ تَحْفَظَ عَلَيَّ فِيْهَا دِيْنِيَ الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِيْ

WA ARGHABU ILAIKA AN TAHFAZHA ‘ALAYYA FIIHAA DIINIYALLADZII HUWA ‘ISHMATU AMRII

Aku bersungguh-sungguh memohon kepada_Mu agar Engkau menjaga untukku pada tahun ini agamaku yang merupakan penjaga urusanku

وَدُنْيَايَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشِيْ

WA DUNYAAYALLATII FIIHAA MA’AASYII

Dan duniaku yang menjadi tempat matapencaharianku

وَتُوَفِّقَنِيْ فِيْهَا إِلَى مَايُرْضِيْكَ عَنِّيْ فِيْ مَعَادِيْ

WA TUWAFFIQANII FIIHAA ILAA MAA YURDHIIKA ‘ANNII FII MA’AADII

Dan Engkau menolongku didalam tahun ini apa-apa yang meridhakan_Mu terhadapku di tempat kembaliku

يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ وَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

YAA AKRAMAL AKRAMIIN WA YAA ARHAMARRAAHIMIIN

Wahai Dzat Yang paling Mulia diantara yang mulia. Wahai Dzat Yang mengasihi diantara yang mengasihi

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

WA SHALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII WA SALLAM

Semoga Allah mencurahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan shahabat beliau

دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلاَمٌ

DA’WAAHUM FIIHAA SUBHAANAKALLAAHU WA TAHIYYATUHUM FIIHAA SALAAM

Doa mereka (penghuni surga) adalah SUBHAANAKALLAAHUMMA (maha suci Engkau wahai Allah) dan salam penghormatan mereka ialah SALAAM

وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

WA AAKHIRU DA’WAAHUM ANIL HAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN

Dan penutup doa mereka ialah ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN

Wallaahu A’lamSemoga bermanfaat.

"SELAMAT TAHUN BARU MUHARRAM 1435 H"

Muharram (محرّم) adalah bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu suci Rasulullah SAWW, yakni Imam Ali bin Abi Thalib karamalLahu wajhahu.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya. Dan sebagai kebutuhan kaum muslimin, pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad saw dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.



Nah, dalam kalender Hijriah terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Disebut haram karena keempat bulan itu sangat dihormati, dan umat Islam dilarang berperang di dalamnya.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.( QS. Al-Taubah ayat 36)
[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah ayat 217)
[134] Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam. [135] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin.

Muharam yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api peperangan jika tidak diperangi terlebih dahulu. Berbeda dengan bulan Ramadhan umat muslim diperbolehkan untuk berperang, Contohnya adalah Perang Badar, salah satu perang termasyhur di jaman Rasulullāh saw justru terjadi pada tanggal 17 Ramadhan .

Seyogianya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharam dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. Sebab, Nabi Muhammad SAW pada khutbah haji wada-yang juga di bulan haram, mewanti-wanti umatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.

Esensi dari spirit Muharam adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual. Karena itu, di bulan Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh di bulan ini).
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Dan, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR Muslim).
Ibnu Abbas berkata, "Aku tak melihat Rasulullah SAW mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura." (HR Bukhari). Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda, "Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya." (HR Muslim).

Melalui puasa sunah itulah, umat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat diwujudkan dalam pluralitas berbangsa dan bernegara.